ImagePemimpin Jakarta boleh saja datang dan pergi setiap pemilihan kepala daerah. Tapi macet di jalanan tetap tinggal.

Jakarta dianggap gagal merumuskan obat mujarab untuk mengurai kemacetan.

Dengan tumbuhnya gedung-gedung dan pusat perbelanjaan baru simpul-simpul macet bertambah sepanjang waktu. Satu wilayah diberesi, macet pindah ke tempat lain.

Meski itu warisan dari pemerintahan sebelumnya, tak urung membuat gemas Pemprov DKI.

Antrean pengunjung bermobil di gedung-gedung itu mengular panjang dan dan membuat mampat jalanan umum.

Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengaku gemas dan telah melayangkan peringatan keras terhadap gedung itu, baik mal atau hotel yang akses masuknya membuat macet.

“Kita tidak ada toleransi dengan kemacetan. Kalau ada mal, hotel, dan gedung yang bandel kita akan cari jalan untuk melawan.”

Salah satu mal yang diincar Pemprov DKI karena aksesnya membuat macet jalanan adalah Plaza Semanggi. Gedung di wilayah perkantoran padat itu akses masuknya benar-benar nangkring tepat di bibir jalanan Gatot Subroto yang super padat. Bertambah parah karena di tempat itu adalah pintu masuk tol dalam kota. Macet menjadi menu rutin berkendara di tempat itu.

“Plaza Semanggi memang biang kemacetan. Ada pintu tol disana, terus ada akses yang bisa masuk ke mal langsung. Asal keluar masuk potong jalan sembarangan, kita harus berani tutup,” kata Ahok.

Sebelumnya Pemprov DKI sudah memperingatkan pengelola gedung tersebut untuk menutup akses pintu keluar masuk yang mengarah ke jalan Gatot Subroto tersebut. Mereka juga tak kurang sudah diimbau untuk membuat fasilitas umum jalan alternatif pintu keluar masuk mal.

Serangan balik

Ahok menambahkan bahwa peringatan yang Pemprov tidak main – main. Dia mengancam jika pengembang mengacuhkan imbauan Ahok berjanji akan mencabut sertifikat layak fungsi.  Pencabutan sertifikat layak fungsi otomatis akan menutup gedung itu.

“Kalau mereka tidak mau tutup, kita bisa cabut sertifikat layak fungsi. Kalau udah dicabut, nggak bisa buka lagi mal itu karena nggak layak.”

Menurut Ahok, pengembang Plaza semanggi dianggap keterlaluan karena memanfaatkan nama veteran untuk melawan Pemprov DKI. Mereka meminta Legiun Veteran Republik Indonesia menolak penutupan akses keluar masuk gedung itu.

Ahok bergeming, kepentingan umum yang lebih besar menjadi taruhannya. “Ya, makanya pasti bakal kena protes lagi. Tapi lebih banyak pengguna jalan daripada pengunjung mall, makanya harus ditutup aksesnya.”

Tak hanya Plaza Semanggi gedung-gedung lain dan juga dikirimi teguran serupa. Mereka diminta membuat akses jalan keluar masuk alternatif.  “Arya Duta bongkar, Shangrila bongkar, Citraland bongkar, Taman Anggrek bongkar,” kata Ahok gemas.

Dia juga mengaku siap jika para pengelola gedung itu akan melawan balik. Termasuk jika mengadukan Pemprov DKI ke Pengadilan Tata Usaha Negara.

Lagi-lagi Ahok bergeming, dia percaya yang dilakukan Pemprov DKI benar demi kepentingan umum masyarakat Jakarta dan pengadilan yang jujur akan memenangkan Pemprov. “Kalau hakim jujur dan baik pasti kita menang. Tergantung nasib kalau hakim jujur,” kata Ahok.

Meski bersungguh-sungguh membongkar biang kemacetan, Ahok mengaku Pemprov DKI tidak menargetkan berapa gedung yang akan diberikan peringatan terkait akses keluar masuk yang mengganggu dan menyebabkan kemacetan.(*)